Memberikan waktu bagi perut sekitar 60-70 menit untuk mencerna makanan diklaim bisa mengurangi risiko stroke hingga 66 persen dan akan semakin berkurang jika jedanya semakin lama. Setiap peningkatan jeda selama 20 menit, risikonya berkurang 10 persen.
Namun jeda yang terlalu lama tidak akan membuat risiko stroke hilang sama sekali, karena batas maksimalnya dikatakan hanya 2 jam atau 120 menit. Boleh-boleh saja menunggu lebih dari 2 jam sebelum tidur, namun tidak dijamin manfaatnya akan terus meningkat.
Cristina-Maria Kastorini, MSc, ahli gizi dari University of Ioannina di Yunani mengatakan jika seseorang langsung tidur setelah makan malam maka orang tersebut rentan mengalami refluks asam lambung. Kondisi ini menyebabkan asam lambung naik menuju kerongkongan dan memicu rasa tidak nyaman.
Saat tidur, refluks bisa memicu penyempitan saluran napas dan sleep apnea sehingga rentan mengalami henti napas saat tidur. Meski tidak memicu stroke secara langsung, berbagai penelitian membuktikan bahwa sleep apnea berhubungan dengan risiko kerusakan pembuluh darah di otak yang memicu stroke.
Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam European Society of Cardiology Congress 2011 ini melibatkan sedikitnya 1.000 warga Inggris. Sebanyak 500 orang partisipan berasal dari kelompok sehat, 250 orang pernah stroke dan sisanya 250 orang mengalami sindom jantung koroner akut.
Sementara itu ahli jantung dari Mayo Clinic, David Holmes, MD sependapat bahwa langsung tidur setelah makan malam dapat meningkatkan risiko stroke. Namun untuk memastikannya, butuh penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
"Saat kita makan, kadar gula darah berubah, kolesterol berubah dan aliran darah juga berubah. Semua itu mempengaruhi risiko stroke," ungkap Dr holmes yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar