Banyak sekali dilema yang dihadapkan
kepada kita merupakan alat pemojok yang sebenarnya tidak mempunyai
kekuatan. Ungkapan dilema yang paling kita ambil contoh adalah: Jika
makan buah Simalakama bapak mati, jika tidak dimakan ibu yang mati.
Agar pikiran kita tidak ikut terprovokasi, maka dilema itu dapat
dinyatakan dalam bentuk lain yang mempunyai kongklusi yang berlainan
dengan penampilan semula. Sebagai contoh adalah pendapat yang
menyatakan bahwa hidup adalah penderitaan, hendak memaksakan
keyakinan itu dengan mengajukan dilema kepada kita sebagai berikut:
Bila kita bekerja
maka kita tidak bisa menyenangkan diri kita. Bila kita tidak bekerja,
kita tidak mendapat uang. Jadi bekerja atau tidak bekerja, kita dalam
keadaan tidak menyenangkan.
Dilema itu dapat kita jawab dengan
kontra-dilema sebagai berikut:
Bila kita bekerja,
kita mendapat uang. Bila kita tidak bekerja kita dapat
bersenang-senang. Jadi bekerja atau tidak, selalu menyenangkan kita.
Contoh lain pernyataan dilema
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Bila kita berjuang
maka kita tidak bisa bersenang-senang. Bila kita tidak berjuang, kita
merasa bersalah. Jadi berjuang atau tidak berjuang kita berada dalam
keadaan tidak menyenangkan
Dilema itu dapat kita jawab dengan
kontra-dilema sebagai berikut:
Bila kita berjuang
kita mendapat pahala. Bila kita tidak berjuang kita dapat
menyenangkan diri sendiri. Jadi berjuang atau tidak berjuang, selalu
dapat menyenangkan kita.
Bila pembicaraan
kita cukup sampai di sini, maka tujuan kita belum tercapai yakni
mengajak lawan bicara agar ikut berjuang. Bagaimana caranya?
Salah satu caranya adalah, pertama,
meneliti alternatif pada permasalahan yang diketengahkan tidak
sekedar dinyatakan, tetapi lebih dari itu. Pada masa lalu seorang
pemimpin sering berkata: Pilihlah Soekarno atau biarlah negara ini
hancur. Benarkan hanya Soekarno yang bisa menyelamatkan negara ini?
Apakah tidak ada orang lain yang bisa menggantinya? Tentu saja ada,
sehingga alternatifnya lebih dari dua.
Kedua, kita 'mengalihkan'
konsentrasi lawan bicara dengan menambah alternatif pernyataan
misalnya, perjuangan adalah sesuatu yang menyenangkan. Paragrafnya
menjadi seperti ini:
Bila kita berjuang
kita mendapat pahala. Mencari pahala dalam keadaan terpaksa adalah
saeuatu tidak menyenangkan. Berjuang dengan perasaan menyenangkan lebih baik
daripada berjuang dengan terpaksa.
Dengan demikian
berjuang adalah satu-satunya alternatif pilihan karena berjuang
adalah sesuatu yang menyenangkan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar