Kamis, 26 Juli 2012

Uang-uang Unik di Dunia



Uang dari lembaran kayu. Pernah digunakan sebagai uang darurat di Jerman semasa pemulihan pasca PD 1. Saking daruratnya, uang dicetak juga dari alumunium foil, kain sutra, bahkan kartu remi sisa-sisa perang. Ada pula batu yang dicetak menjadi uang koin.



Di Vietnam tahun 70-an uang ini berlaku sebagai kumpulan potongan voucher yang hanya bisa digunakan untuk membeli pakaian dan perlengkapannya. Mungkin kita harus memotong salah satu bagian untuk membayar baju, sebagian lagi untuk membayar celana, dan sebagian lagi untuk ikat pinggang, dsb.

Garam adalah salah satu barang tertua yang digunakan sebagai pembayaran. Sebenarnya, kata “salary” (gaji) berasal dari bahasa Latin “salarium” yaitu uang yang telah dibayarkan kepada prajurit Roma untuk membeli garam. Garam juga juga digunakan sebagai alat tukar (mata uang) utama di gurun Sahara selama berabad-abad, dan digunakan secara luas di seluruh Afrika Timur. Biasanya, seseorang pada masa itu akan menjilati garam satu blok untuk memastikan garam tersebut asli dan memutuskan untuk membuat pecahan dari blok itu sebagai pecahan uang kecil. Balok garam pada gambar berusia 1500 tahun.
Mata uang unik lainnya adalah
“RENG”, uang berbentuk bola benang yang dibungkus dalam sabut kelapa. Digunakan zaman dulu di Kepuluan Solomon.
Kakao digunakan di seluruh Meksiko dan Amerika Tengah.
Keju Parmigiano Reggiano, bahkan bisa digunakan sebagai jaminan pinjaman di Italia.

Ini merupakan pecahan mata uang pemegang rekor sampai saat ini. Dicetak oleh Hungaria pada 1946 dengan denominasi 100.000.000.000.000.000.000 Pengo, seratus juta triliun Pengo dengan kurs saat itu hanya sekitar 20 sen $. Lihat saja, jumlah nolnya pun tidak mungkin tercetak di sana.

Saat rezim Joseph Mobutu dikudeta pada 1997 di Zaire (yang sekarang bernama The Democratic Republic of the Congo) Pemerintahan yang baru saat itu terlalu sibuk untuk mendesain dan mencetak uang baru, selain karena jumlah uang saat itu terbatas. Ternyata uang yang beredar saat itu tetap bergambar Joseph Mobutu, tapi wajahnya dihilangkan.

Beberapa abad silam, kulit tupai merupakan uang yang sah digunakan di Rusia. Bahkan beberapa bagian dari tupai mati ini seperti kuping, hidung, dan kuku-kukunya berfungsi sebagai “receh”.

Koin perak plus bonus air suci (Kep. Palau). Jika di uang kertas USD ada “In God We Trust”, negara kepulauan Palau selangkah lebih maju. Negara ini pada 2007 mencetak koin perak dengan gambar perawan suci dan menyertakan bonus botol kecil berisi beberapa tetes air suci dari sebuah mata air suci di Lourdes, Perancis. Negara ini pernah pula menyertakan mutiara, bahkan batu meteor pada uang koinnya.

Di pulau Yap, sebuah pulau di Kepulauan Solomon, terdapat “uang” terbesar dan teraneh di dunia, berupa batu rai (semacam batu kapur). Uang ini berbentuk lingkaran dengan diameter 12 kaki dan berat 8 ton. Entah sejarah atau kepercayaan apa yang menyebabkan masyarakat di Pulau Yap ini sangat mensakralkan batu ini. Mungkin sama seperti masyarakat modern, sangat mengagungkan batu emas. Karena jenis batu ini tidak bisa ditemui di Pulau Yap, masyarakat Pulau Yap rela mengorbankan nyawa mereka untuk berpetualang mencari batu ini.
Nilai nominal dari batu ini ditentukan bukan hanya berdasarkan ukuran, tapi juga berdasarkan pengorbanan mendatangkannya ke Pulau Yap, termasuk jumlah nyawa yang melayang karena pengorbanan tersebut.
Karena bentuknya besar, uang ini dibiarkan tergeletak di luar rumah pemiliknya, bahkan kadang di hutan. Meski tergeletak di mana saja, masyarakat pasti mengetahui siapa pemiliknya saat ini. Apabila terjadi pergantian kepemilikan, akan dilakukan dalam upacara tertentu.
Tentu saja itu zaman dulu. Pemerintah setempat telah melarang batu-batu uang ini keluar dari pulau. Tapi setidaknya uang antik ini bisa dijumpai di lobi Bank of Canada di Ottawa.
(dari berbagai sumber/djulianto susantio)

Tidak ada komentar: