2012 baru saja menjelang, namun di awal - awal tahun in gejala alam
yang ekstrem sering terjadi hampir di seluruh dunia, mulai dari
penurunan suhu yang ekstrem sampai hembusan angin yang kuat dan cepat,
gelombang pasang yang tinggi. Yang semua it berdampak langsung baik pada
ekonomi dan stabilitas.
Pemerintah secara langsung juga mengeluarkan statement tentang 9 Gejala alam yang ekstrem yang diperkirakan sedang dan atau akan terjadi selama 2012, adabaiknya kita lebih mengetahui agar kita lebih waspada..
Ancaman dari Gempa-Tsunami Mentawai (Siberut)
8,9 SR yang dapat mengancam satu juta lebih penduduk di Padang,
Pariaman, Painan dan wilayah lain di Sumatera Barat serta Bengkulu,
khususnya di sepanjang pesisir barat. Catatan pengukuran jaringan CGPS
SuGAr LIPI menunjukan keadaan lewat jatuh tempo pengulangan gempa besar
8.7 SR tahun 1833.
Potensi Gempa di Selat Sunda -
Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa
Barat, Bali, potensi ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti
di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong dan
Tarerua-Aiduna di Irian, dan banyak lagi sistem patahan besar di darat
dan juga wilayah lautan khusunya di Indonesia Timur yang belum banyak
diteliti dan dikenal orang.
Setelah gempa Aceh 2004 dan Gempa Sendai, Jepang 2011, kita
dihadapkan pada gunung-gunung api yang terus menerus menggeliat. Setelah
letusan besar Merapi 2010, sekarang dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan aktivitas Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga.
Bahaya sekunder gunung api terutama di Sekitar aliran sungai pasca letusan Merapi 2010. Potensi banjir longsoran material erupsi Merapi 120 juta m3
Potensi Gempa dari patahan besar Sumatra
yang sudah cukup banyak diteliti serta gunung api lain pun ada yang
bisa menjadi kejutan bencana karena pengetahuan dan database kegempaan
gunung api kita masih minim. Untuk Patahan Sumatra segmen yang sudah
lama bertapa termasuk: di wilayah Aceh, Toba, Pasaman, Bukit Tinggi ke
Utara, Dempo, dan Teluk Semangko serta Selat Sunda.
Bencana lumpur Porong Sidoarjo
yang masih belum selesai, dan belum adanya kepastian penghitungan
volume sumber lumpur yang masih terus keluar dari dalam bumi. Proses
subsidensi (penurunan tanah) dan fenomena ikutannya berupa keluarnya gas
hidrokarbon dari dalam bumi lewat rekahan-rekahan, deteriorasi kualitas
lingkungan-air tanah, udara dan rambatan kerusakan dinamis pada
infrastruktur di sekitar daerah semburan (di luar tanggul) masih terus
terjadi.
Ancaman banjir di
mana-mana, khususnya Kota-kota besar seperti Jakarta dengan intensitas
sama seperti yang terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di
daerah-daerah, terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai
dengan bencana longsor atau banjir bandang.
Iklim yang sepertinya menjadi kian tidak menentu dan
ekstrim yang juga bisa menyebabkan bencana, termasuk ancaman berbagai
wabah penyakit. Disamping adanya ancaman terhadap sistem ketahanan
pangan dan energi.
Meningkatnya frekuensi kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta munculnya fenomena angin ribut beliung akibat depresi lokal.
Ancaman banjir di mana-mana, khususnya
Kota-kota besar seperti Jakarta dengan intensitas sama seperti yang
terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di daerah-daerah,
terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai dengan bencana
longsor atau banjir bandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar