Pantai Liang Terindah di Indonesia
Minggu, 02 Mei 2010 03:56 WIB
AMBON--MI: Pantai Hunimua, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, biasa disebut Pantai Liang, menempati peringkat pertama terindah di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Badan PBB yang mengurusi pembangunan global (UNDP) tahun 1990.
"Keindahan Pantai Hunimua mengalahkan Bunaken yang berada pada peringkat ketiga atau pantai-pantai lainnya di Indonesia," kata Wakil Gubernur (Wagub) Said Assagaff di sela acara Pagelaran Seni dan Budaya antara dua negeri bersaudara Liang dan Waai di pantai tersebut, Sabtu (1/5). Pantai Hunimua atau Pantai Liang menempati urutan tertinggi karena memiliki panorama bawah laut yang sangat memikat.
"Bagi anda yang gemar diving (menyelam), bisa menikmati keindahan bawah laut (terutama pada lokasi) 50 meter dari tepi pantai," katanya. Dia mengimbau masyarakat setempat mendukug upaya pembangunan objek wisata tersebut agar tidak tertinggal jauh dibandingkan Pantai Bunaken.
Dulu, menurut Wagub, niat Jepang mengembangkan wilayah itu terkendala konflik internal antarmasyarakat Liang, menyebabkan Negeri Sakura itu akhirnya berinvestasi di Bunaken. "Masyarakat kita di sini tidak siap. Mereka saling klaim soal tanah sehingga menyebabkan Jepang mengalihkan investasinya ke Bunaken yang masyaratnya lebih siap," kata Wagub.
Wagub lalu mengajak masyarakat di dua negeri adat itu, khususnya Liang, bersatu membangun negeri terutama untuk menyambut kegiatan pelayaran bertaraf internasional Sail Banda 2010 yang akan berlangsung pada Juli-Agustus 2010. "Pantai ini juga disertakan sebagai daerah tujuan wisata Sail Banda. Itu sebabnya kita harus bersatu membangun daerah ini. Saya yakin, suatu ketika kawasan ini akan berkembang pesat," katanya.
Dijelaskan, Pemerintah Provinsi Maluku sedang menggalakkan pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat serta membangun perdamaian sejati di daerah bekas konflik ini. "Tentu saja itu harus didukung semua komponen masyarakat. Di beberapa kesempatan sering saya sampaikan, kalau ada pihak-pihak yang ingin menghalangi niat kami membangun negeri in, 'ditabrak' saja," demikian Assagaff.