“Es Como un sueno de nino” ujar si penelusur gua menjawab pertanyaan rekannya yang menunggu di luar Cueva De Los Cristales. Artinya kurang lebih “Gua itu adalah impian seorang anak kecil”. Itulah gambaran yang bisa diberikan si penelusur gua untuk menjawab pertanyaan rekannya tentang kondisi gua kristal di perut tambang Gunung Naica. Ia kesulitan mendeskripsikan keindahan fenomena perut bumi yang baru saja di saksikannya.
Apa yang diungkapkan si penelusur gua tak jauh berbeda dengan penelusur gua lain ataupun para peneliti geologi yang beruntung pernah merasakan sensasi “galeri kristal” yang luar biasa indah di Cueva De Los Cristales yang kalau di Indonesiakan berarti gua kristal.
Gua kristal di suatu tempat terpencil dari meksiko bagian utara. Kira-kira satu jam ke selatan Chihuahua. Di kota-kota kecil daerah ini, banyak org menjual kristal secara ilegal. Di tempat yg terkenal dengan kristalnya tersebut, hampir setiap orang bekerja di pertambangan timah dan perak lokal dengan upah rendah. Kondisi ini tentu saja memotivasi mereka menjual kristal temuan mereka ketika bekerja karena di kawasan gurun ini memang banyak menyimpan kandungan kristal selain tentu saja timah dan perak.
Namun sedemikian banyak orang menjual kristal baik ukuran sebesar biji kelereng hingga sebesar kepalan tangan, tidak ada yang dapat menyamai kristal di Cueva De Los Cristales (Gua Kristal). Sebuah gua besar yang penuh dengan kristal-kristal berukuran raksasa. Gua ini ditemukan tahun 2000 oleh dua orang bersaudara yang menggali hampir 300 meter di dasar Naica, yang juga merupakan salah satu tambang paling produktif di Meksiko. Dua orang penambang yang tengah menyiapkan saluran air untuk perusahaan penambang timah bernama Penoles itu tidak menyangka hari itu mereka akan menemukan salah satu fenomena teraneh di dunia.
Di dalam gua itu terdapat tak kurang dari 170 kristal raksasa seukuran batu obelisk menjulang di dalam gua bawah tanah yang kondisinya mirip dengan penggambaran Krypton, planet asal tokoh komik superhero Superman. Ukurannya beragam tapi kebanyakan berbentuk seperti bongkahan-bongkahan balok. Ukuran terbesar dari balok-balok kristal itu adalah sepanjang 11 meter dengan berat hingga 55 ton.
Cueva de Los Cristales berbentuk rongga seperti tapal kuda yang dindingnya setinggi 10 meter dan seluas stadion basket. Lantainya juga dipenuhi balok-balok kristal bersegi banyak. Balok kristal raksasa terbentuk mulai dari dasar maupun dinding gua.
Suhu dalam gua panasnya mencapai 43 °C (109 °F) dengan kelembapan 90-100%. Suhu yang panas ini dikarenakan posisi gua yang dekat dengan saluran magma. Manusia hanya dapat bertahan selama 10 menit dalam gua. Beberapa penelusur gua yang pernah menyambangi gua kristal ini harus bersusah payah menahan rasa gerah yang luar biasa saat berada di dalam gua itu. Belum lagi resiko terjatuh saat berjalan di bongkahan balok-balok kristal raksasa itu.
Proses Pembentukan
Gua kristal tersebut terbentuk dari air tanah yang mengandung kalsium sulfat. Lantaran aliran magma sekitar 1,6 km di bawahnya, air tanah itu lantas mengkristal. Nah, kristal tersebut tercipta dari mineral dalam magma yang mulai dingin. Karena mineral-mineral itu terciprat ke permukaan air, terbentuklah batu-batu kristal itu.
Mengenai ukurannya yang meraksasa, berbagai pendapat dilontarkan para pakar geologi yang meneliti ke gua kristal itu. Salah seorang professor geologi bernama Stein Erick Lauritzaen mengatakan, hal itu terjadi karena selama lebih dari setengah juta tahun, air yang kaya mineral merembes masuk melalui sistim rekahan ke gua besar dibawah gunung Naica. Lalu air itu menumpukkan kandungan molekul kalsium sulfat secara teratur. Dipanaskan oleh magma dan diisolasi dinding tebal hingga lubang yang berair tetap hampir tak berubah, memungkinkan kristal berkembang menjadi raksasa. Erick juga memperkirakan umur kristal itu ada yang sudah mencapai 600.000 tahun.
Sementara ilmuwan lain bernama Juan Manuel Garcia Ruiz mengatakan Cueva de Los Cristales adalah keajaiban alam. “Ini sebuah keajaiban alam yang luar biasa,” ujar Juan yang berasal dari Universitas Granada, Spanyol. Juan mempelajari sampel cairan yang terperangkap di dalam kristal-kristal itu.Menurutnya, aktivitas vulkanik yang terjadi sekitar 26 juta tahun lalu menyebabkan kawasan tersebut kaya mineral anhidrit atau senyawa kalsium sulfat (CaSO4) bersuhu tinggi. Mineral anhidrit stabil pada suhu di atas 58 derajat Celcius.
Saat magma di bawah gunung mulai mendingin dan temperatur turun, anhidrit mulunak dan berubah menjadi gips atau CaSO4.2H2O dalam volume besar. Selama jutaan tahun, molekul-molekul yang mengendap akan membentuk kristal-kristal gips selenit.Mengingat ukurannya yang sangat besar, Garcia-Ruiz menduga perubahan temperatur yang mengubah senyawa anhidrit menjadi gips berlangsung dalam waktu ratusan ribu tahun. Sedangkan di permukaan gua, kristal-kristal yang terbentuk lebih kecil karena transisi suhu yang lebih cepat.
“Tak ada tempat lain yang mengandung mineral dengan bentuk seindah ini,” ungkap Juan Manuel Garcia-Ruiz yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Geology edisi terbaru. Kabar buruknya adalah keberadaan gua kristal yang luar biasa ini terancam rusak oleh tindakan penjarahan kristal oleh para penjual kristal ilegal. Para kolektor mungkin akan membayar puluhan ribu dolar untuk sebuah kristal dari ruangan itu.
Pemilik tambang memasang pintu baja tebal untuk menghalangi penjarah. Sejauh ini hasilnya cukup baik tapi bisa saja hasilnya suatu saat tidak efektif. Para penambang liar mungkin saja jalur lain menuju tempat ini ataupun memiliki akses untuk mengebor atau meledakannya.
Nah, kabar baiknya pemilik perusahaan Penoles kabarnya memiliki tujuan untuk melestarikan gua kristal meskipun tujuan utama tentu saja menambang timah dan perak. Namun tetap saja kegiatan penambangan seperti peledakkan dan truk2 besar pengangkut yang lalu lalang tentu akan mengganggu “galeri kristal” itu. Para ilmuwan berharap agar perusahaan mengambil tindakkan protektif yang lebih riil sembari menunggu proses lobi ke PBB untuk mendapatkan status Warisan Dunia UNESCO. Wah, rugi rasanya kalau gua kristal ini tidak segera dilindungi keberadaanya.
Sumber : Harian Global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar