Agar tetap berdenyut, jantung Chris harus membutuhkan sumber daya yang berasal dari baterai kecil di pinggangnya. Sayangnya, kapasitas baterai tersebut hanya mampu memasok daya selama 4 jam dan harus di-recharge seperti baterai ponsel agar tetap bisa digunakan.
Dalam kondisi darurat misalnya sedang bepergian jauh, ia sering kesulitan untuk mencai colokan listrik. Hingga suatu saat, ia berhasil memodifikasi baterai untuk jantung buatannya agar bisa diisi ulang kapan saja melalui pemantik rokok di mobilnya.
"Kalau saya sedang mengemudi ke Cornwall, waktu tempuhnya bisa sampai 3 jam. Saya bisa mengisi ulang baterai jantung saya di jalan agar tetap menyala. Tidak masalah asal pemantik rokoknya tidak sedang dipakai untuk yang lain," kata Chris seperti dikutip dari The Sun, Minggu (18/12/2011).
Inovasi ini membuktikan bahwa meski rokok membahayakan jantung, pemantiknya justru bisa dimanfaatkan untuk menyalakan jantung buatan. Lagipula ketika pemantiknya sedang terhubung dengan jantung buatan, Chris atau siapapun yang ada di mobil tidak akan bisa memakainya untuk menyalakan rokok.
Jantung buatan bertenaga baterai ini sebenarnya juga bukan solusi permanen. Chris berharap suatu saat ia bisa mendapatkan giliran untuk mendapat donor jantung yang sesuai, sehingga jantung listrik ini bisa dilepas dan diganti dengan jantung sungguhan.
Sejauh ini, Chris yang mendapatkan serangan jantung pertamanya pada tahun 2008 tersebut tidak mengalami masalah untuk beraktivitas dengan jantung buatannya. Pria lajang ini tetap bisa berolahraga ringan meski ke mana-mana harus membawa tas pinggang berisi baterai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar